Am I supposed to be here?

Pagi ini, karena sesuatu dan lain hal, saya berangkat ke kantor di daerah Tebet dari rumah saya di Cibinong. Silahkan buka google map kalo pengen tau seberapa jauhnya dari Cibinong ke Tebet. Saya berangkat sekitar jam 05.15 dengan menggunakan sepeda motor saya. Hal ini bukan pertama kali, tapi ga sering juga, karena sekarang ini saya ngekos di daerah Tebet juga yang hanya 10 menit dari kantor dengan jalan kaki. Di kesempatan kesekian kalinya ini saya awalnya berharap akan lebih terbiasa dengan hal yang akan saya hadapi nanti di perjalanan. Berhasil? Sepertinya belum. Untuk kesekian kalinya saya terjebak macet selama sekitar 1,5 jam dan penuh dengan rasa frustasi dan dosa karena mengumpat sana sini. Setengah jam pertama dengan suasana lengang dan nyaman sampai di daerah Depok, ga berarti lagi setelah 1,5 jam selanjutnya terjebak macet.

Saya heran, begitu banyak orang di luar Jakarta yang bekerja di Jakarta mengalami hal seperti ini tapi seolah biasa saja. Ya mungkin ada yang mudah stress seperti saya, tapi saya yakin masih banyak lagi yang tahan dengan hal itu. Karena kalo engga, mana mungkin macet seperti itu semakin menjadi-jadi tiap harinya. Mungkin mereka sudah mati rasa dengan yang namanya stress karena sudah terbiasa. Apa saya bisa? Mungkin saat ini saya bisa, karena saya tinggal dekat kantor. Sempat saya lupa kalo tinggal di Jakarta karena setiap hari hanya aktivitas di kantor dan kosan. Tapi nanti ketika berkeluarga? Apa saya masih tetap tinggal di daerah dekat kantor? Selain belum tahu istri bekerja di mana nanti, harga rumah dan tanah pasti sudah akan menggila di sini. Masih mampu kah?

Kenapa bisa macet? Ga ada transportasi publik yang memadai, terlalu banyak kendaraan pribadi, kurangnya infrastruktur jalan raya, itu semua sudah dituding berkali-kali sebagai penyebabnya. Memang benar, tapi itu masalah yang terjadi pada “alat”-nya. Sedangkan penyebab utamanya seringkali kita lupa. Kenapa macet? Karena jutaan orang yang menuju Jakarta ketika pagi hari dan meninggalkan Jakarta pada sore hari secara bersamaan. Kenapa bisa begitu? Karena lapangan pekerjaan terpusat di Jakarta dan banyak orang yang tinggal di pinggiran Jakarta. Kenapa banyak yang tinggal di pinggiran Jakarta? Karena harga rumah dan tanah relatif murah ketimbang di pusat Jakarta yang lahannya juga makin menyempit. Juga karena jaraknya yang relatif dekat. Iya dekat bukan cepat. Jarak boleh dekat tapi macet siap menghambat.

Kenapa juga lapangan pekerjaan terpusat di Jakarta? Hanya karena ibukota kah? Di daerah lain ga ada lapangan pekerjaan kah sampai orang-orang rela pindah dari desa ke Jakarta? Mungkin karena pendidikan? Takut anaknya ga terdidik dengan baik jadi lebih memilih hidup di kota besar seperti Jakarta. Mungkin iya, tapi takut ga sih anaknya malah kedidik ga bener sama lingkungan Jakarta yang makin gila? Temen seangkatan saya di Teknik Mesin ITB banyak juga kok yang dari luar Pulau Jawa atau kota-kota kecil. Atau Mungkin karena sarana hiburan dan lengkapanya fasilitas? Bisa jadi. Siapa yang ga pengen bisa gampang beli ini itu, makan ini itu, nonton ini itu? Mana bisa kalo kita hidupnya di daerah Ternate?

Temen saya tadi di kantor bilang, “Ah lu ngapain mau pindah ke luar Jakarta? Banyak orang yang kerja di Kalimantan aja kalo udah tua pengennya kerja di Jakarta”. Itu tanggapannya setelah saya bilang mungkin suatu saat saya akan pindah kerja di luar Jawa, di Balikpapan mungkin. Hanya saya sajakah yang berpikiran seperti ini? Atau saya terlalu aneh? Ya, mungkin sepertinya suatu saat saya akan pindah dari kota ini, mungkin pensiun di kota kecil yang nyaman dan tenang. Entahlah. Mungkin saya akan hanya jadi sarjana ITB yang menambah sesak kota Jakarta bukannya yang bisa memeratakan lapangan pekerjaan, pendidikan, dan fasilitas hidup lainnya di kota kota lain di seluruh penjuru Indonesia. Semoga tidak. Aamiin!


Harga BBM naik?!?

Berhubung lagi rame-ramenya demo penolakan kenaikan harga bbm, saya copas dari milis grup tulisan yang bisa memberikan tambahan ilmu yang ditulis oleh Bapak Wakil Mentri ESDM yang juga dosen ITB. Enjoy it!

Indonesia, Lepaskan Ketergantunganmu Kepada BBM
Oleh: Widjajono Partowidagdo

Indonesia memproduksi minyak sebesar 329 juta barel, mengekspor minyak mentah sebesar 132 juta barel, mengimpor minyak mentah sebesar 99 juta barel dan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 182 juta barel pada tahun 2011 (Sumber ESDM 2012) dan mengkonsumsi BBM 479 juta barel. Terdapat defisit sebesar 150 juta barel per tahun. Cadangan terbukti minyak kita hanya 3,7 milyar barel atau 0,3 % cadangan terbukti dunia. Sebagai Negara net importer minyak dan yang tidak memiliki cadangan terbukti minyak yang banyak, kita tidak bijaksana apabila mengikuti harga BBM murah di Negara-negara yang cadangan minyaknya melimpah.

Negara2 Amerika Latin yang anti Neolib seperti Brasil, Argentina dan Chili BBM nya tidak disubsidi, akibatnya BBN (Bahan Bakar Nabati) dan Industri Nasional (mobil, pesawat, senjata dan pertanian) nya berkembang. Bahkan Brasil sekarang menjadi Negara Idola disamping Rusia, India, Cina dan Korea (BRICK). Brasil bahkan sudah menguasai Teknologi Migas Lepas Pantai disamping Cadangan dan produksi minyaknya meningkat pesat, Petrobras adalah Perusahaan Migas terpandang di Dunia. Di India dan Pakistan maupun Cina dan Vietnam (Komunis) tidak ada subsidi BBM tetapi transportasi umum disubsidi sehingga nyaman dan Industri Nasionalnya meningkat pesat. Cina menggunakan gas dan listrik untuk transporasi umum dan sepeda motor menggunakan listrik. BBM murah hanya diterapkan di negara-negara yang cadangan minyaknya melimpah seperti Arab Saudi, Irak, Lybia dan Venezuela. Bahkan harga bensin di Iran ($ 0,67/l) yang cadangan minyaknya 138 milyar barel lebih mahal dari di Indonesia sekarang ( $ 0,59/l) yang cadangan minyaknya hanya 3,7 milyar barel karena mereka mengutamakan gas untuk transportasi, rumah tangga dan listrik. Iran mempunyai cadangan terbukti gas nomor dua di dunia yaitu 982 TCF, sesudah Rusia. Sedangkan cadangan terbukti gas Indonesia adalah 112 TCF.

Indonesia adalah Negara yang tidak kaya minyak. Kita lebih banyak memiliki energi lain seperti batubara, gas, CBM (Coal Bed Methane), shale gas, panas bumi, air, BBN (Bahan Bakar Nabati) dan sebagainya. Harga BBM (Bahan Bakar Minyak) menyebabkan terkurasnya dana Pemerintah untuk subsidi harga BBM, ketergantungan kita kepada BBM yang berkelanjutan serta kepada impor minyak dan BBM yang makin lama makin besar serta makin sulitnya energi lain berkembang.

Tahun 2011 Indonesia memproduksi minyak 900 ribu B/D (barel per hari), gas 1,5 juta B/D (ekivalen minyak) dan batubara 3,4 juta B/D. Indonesia mengekspor gas 797 ribu B/D dan batubara 2,4 juta B/D. Cadangan terbukti gas lima kali cadangan terbukti minyak dan cadangan terbukti batubara sepuluh kali. Akibat terobosan teknologi di CBM (gas di lapisan batubara dengan dewatering atau memproduksikan air lebih dulu) dan di shale gas (gas yang tertinggal di batuan induk dengan fracturing atau merekahnya) menyebabkan Amerika Serikat kebanjiran gas. Apabila Indonesia menerapkan teknologi tersebut maka akan mempunyai kesempatan yang sama. Batubara juga bisa diubah menjadi gas dan cairan. Biaya listrik di Sumatera Selatan Rp 800/kWh karena memakai gas dan batubara sedangkan di Sumatera Utara Rp 3.500/kWh karena memakai BBM. Potensi panasbumi Indonesia terbesar di dunia yaitu 29 GW, potensi airnya 76 GW dan potensi biomass 50 GW. Sulawesi selatan mempunyai danau Poso dengan potensi 900 MW yang kalau dikembangkan membutuhkan biaya Rp 800/kWh, tetapi saat ini 90 MW pembangkit listriknya sebagian besar memakai BBM dengan biaya Rp 3.500/kWh. Seharusnya, sedapat mungkin kita tidak menggunakan BBM untuk listrik.

Dulu waktu harga BBM Rp 6.000/ l sudah banyak yang berpindah ke busway dan transportasi umum. Begitu harga BBM Rp 4.500/l maka kembali naik kendaraan pribadi lagi. Orang tidak menghemat energi tetapi menghemat uang. Orang yang mau naik kendaraan umum layak disebut Pahlawan karena menghemat dana Pemerintah, energi dan polusi. Program konversi minyak tanah ke BBG berhasil karena subsidi minyak tanah dihilangkan. Program jarak pagar dan konversi premium ke BBG belum berhasil karena premium harganya Rp 4.500/l.

Kalau seseorang menyikapi kenaikan harga BBM dengan arif maka pengeluarannya justru berkurang kalau di hari-hari kerja dia menggunakan transportasi umum dan hanya menggunakan mobil pribadi di akhir pekan atau silaturahmi. Medco memberi converter kit untuk CNG (Compressed Natural Gas) yang harga CNGnya Rp 4.100/l untuk stafnya dan menyediakan bus kantor untuk pegawainya. Kalau kebanyakan perusahaan berperilaku seperti Medco maka Jakarta tidak macet. Daerah luar Jawa penghasil Migas bisa beralih ke BBG lebih cepat.

Naiknya harga BBM justru akan menyebabkan energi lain yaitu batubara, gas, panasbumi, air dan biofuel banyak dibutuhkan dan diproduksikan yang akan memberikan lapangan kerja, penghasilan dan pertumbuhan ekonomi serta berkembangnya daerah-daerah terutama di luar Jawa. Minggu 11 Maret 2012 Wakil Menteri Pertanian dan penulis mengunjungi Pesantren Sunan Drajat di Lamongan dan melihat pengembangan Kemiri Sunan disana. Kemiri Sunan ini disamping baik untuk penghijauan sehingga mencegah bajir dan tanah longsor juga buahnya bisa dibuat biodiesel yang dapat menjadikan suatu desa disamping asri juga mandiri energi. Pesantren mempunyai jaringan di seluruh Indonesia dan menurut informasi jumlahnya sekitar 20.000 di Indonesia.

Ketergantungan yang berlebihan terhadap minyak dan luar negeri adalah ketidakmandirian. Tidak menggunakan energi yang kita miliki secara optimal adalah tidak bijaksana. Mengkonsumsi barang yang mahal tetapi tidak mengkonsumsi barang murah yang kita miliki adalah kebodohan. Cara meminimalkan subsidi BBM untuk transportasi dan listrik adalah dengan sesedikit mungkin memakai BBM. Akibatnya, Indonesia mempunyai dana lebih banyak untuk membuat Indonesia lebih cepat menjadi Negara Terpandang di Dunia. Dengan mengurangi ketergantungan kepada BBM maka Insya Allah Indonesia menjadi lebih baik.


Doa

Kenapa Allah senang jika ada seseorang yang berdoa kepadanya? Karena Allah ingin hamba-Nya selalu mengingatnya. Karena dengan berdoa itu lah saat-saat kita seorang manusia baru benar-benar mengingat Allah. Kenapa kita pun harus berdoa untuk meminta sesuatu? Bukankah Allah Maha Mengetahui isi hati kita? Memang benar, namun dengan berdoa itu lah wujud kesungguhan kita dalam meminta sesuatu kepada Allah dan Allah sangat menyukai itu.

Sudah berdoa berkali-kali tapi belum ada hasilnya? Mungkin kita harus mengetahui hal berikut. Ada 5 kemungkinan yang akan terjadi setelah kita berdoa dengan sungguh sungguh kepada Allah, yaitu:

 

  • Langsung dikabulkan
  • Dikabulkan di waktu yang akan datang
  • Diberikan hal lain yang lebih baik
  • Tidak dikabulkan karena ketentuannya sudah pasti 
  • Tidak dikabulkan di dunia, tetapi menjadi pemberat timbangan kebaikan di akhirat

 
Maka, masih putus asa kah kita terhadap pertolongan Allah? Teruslah berdoa jangan sampai putus. Tunjukkan kesungguhan kita. Minta lah hanya kepada-Nya pemilik semesta alam.


mari bernafas

…bukankah hidup ada perhentian
tak harus kencang terus berlari
ku helakan nafas panjang
tuk siap berlari kembali…
(Sang Penghibur – PADI)

Ibarat sebuah mesin, hidup kita juga butuh jadwal “maintenance“, bahkan suatu ketika butuh yang namanya “overhaul“. Allah menyediakan waktu shalat sebanyak minimal 5 kali sehari juga bertujuan agar hidup kita punya waktu untuk “bernafas”. Waktu ini seharusnya dimanfaatkan benar-benar untuk merenung. Berpikir kembali segala hal yang mungkin kita lupakan selama “menjalankan” hidup. Bahkan dalam balapan Formula 1 juga ada waktu untuk pitstop kan?

Sering mungkin kita mengeluh. Sering juga frustasi karena beberapa hal yang menyesakkan pikiran kita. Terlalu terbawa penatnya lalu lintas dunia yang suatu waktu beradu kecepatan, tapi di waktu lainnya penuh sesak dengan kemacetan, atau kadang jalan buntu menghadang di depan.

“Manfaatkan waktu luangmu sebelum datang waktu sempitmu.”

Manfaatkan untuk hal apapun yang positif. Membuat orang lain senang, mengistirahatkan tubuh,  atau “sekedar” merenung pun juga hal yang positif. Banyak orang lupa bersyukur, karena waktu luangnya tidak dimanfaatkan dengan baik. Waktu luang berlalu percuma begitu saja. Bahkan dengan waktu luang yang sangat banyak, merenung pun tidak pernah dilakukan. Ah iya, saya pun begitu.


T2

Telekomunikasi dan transportasi. Alhamdulillah, Allah ngasih izin manusia buat bisa ngembangin dua hal itu. Coba kalo ngga? Gak ada telepon, sms, chatting, video call dll. Masih pake surat yang gak tau nyampenya kapan atau bahkan gak akan pernah nyampe. Gak ada juga sepeda, motor, mobil, kereta, pesawat terbang dll. Masih pake kuda atau unta yang jarak Jakarta-Bandung bisa berhari-hari baru nyampe.

Beneran gak kebayang kalo hidup tanpa perkembangan telekomunikasi dan transportasi. Udah segitu berkembangnya aja masih kerasa banget jauhnya, apalagi ngga? Udah ada mobil aja masih kerasa lama plus marah-marah kalo macet. Udah pake pesawat terbang aja masih juga ngerasa takut gak bisa tepat waktu kalo penerbangannya delay. Udah pake telepon aja masih ngerasa kurang gara-gara ga bisa liat mukanya. Bahkan udah ada video call yang bisa ngobrol plus liat mukanya aja, kerasanya masih belum puas juga. Gimana kalo gak ada itu semua???

Dua hal itu juga yang seharusnya bisa dimanfaatin negara ini sebagai dasar pembangunan. Kuasain teknologinya, kembangin, trus manfaatin buat kepentingan masyarakat banyak. Susah? Ngga juga kok. Selama ada niat, pasti ada jalan. Jadi, kalo ada yang baca tulisan ini dan cita-citanya jadi pejabat negara, peneliti atau pengusaha, ayo sama-sama kembangin dua hal itu. Bidang yang menjanjikan buat kesejahteraan hidup juga kok, sekalian juga bisa ngasih manfaat buat banyak orang. Dan saya yakin kalo telekomunikasi dan transportasi di Indonesia udah berkembang dan dikelola dengan baik, Indonesia bakal berkembang pesat dengan mudahnya. Gak percaya? Coba aja browsing, baca buku, ngobrol sama orang, trus pelajari karakter negara maju, pasti dua hal itu juga emang bener dikelola dengan baik. Secara logika juga jelas, dua hal itu mempermudah hubungan antar orang, ide, dan barang, yang diperlukan untuk ngembangin suatu negara. Masih gak percaya?? Coba aja sendiri deh.


The Best Thing In The World


Man In The Mirror

I’m Starting With The Man In The Mirror
I’m Asking Him To Change His Ways
And No Message Could Have Been Any Clearer
If You Wanna Make The World A Better Place
Take A Look At Yourself, And Then Make A Change
(Man In The Mirror – Michael Jackson)

Mengoreksi diri sendiri itu jauh lebih baik daripada mengoreksi orang lain. Setidaknya itu yang saya yakini sampai sekarang walaupun implementasinya masih rendah ataupun malah nol besar. Biar tidak nol besar juga, sekarang saya mau sedikit koreksi diri yang saya pikir ada hubungannya dengan masalah di masyarakat Indonesia pada umumnya.

Mengeluh. Iya, mengeluh dan mengeluh. Saya sadar, sedikit saja saya mendapatkan masalah, mengeluh adalah hal pertama yang saya lakukan. Saya sangat tahu itu bukan sikap yang baik, karena hanya dengan mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah dan justru akan menambah masalah yang seharusnya tidak terlalu besar. Tapi entah kenapa sulit sekali menghilangkan kebiasaan itu. Inikah karakter manusia Indonesia? Karena kalau saya perhatikan orang-orang di sekitar saya pun seperti itu.

“Parah, susah banget sih soalnya”
“Yah, kenapa dapet dosen penguji Bapak X”
“Ngeselin banget dosennya ngasih tugas mulu”
“Udah 3 hari gak makan dek, minta sedikit sedekahnya”
” Dasar pelit, capek-capek ngamen ga ada yang ngasih”

Tapi saya pernah bicara dengan seorang teman, kalau sebenarnya mengeluh itu manusiawi asal jangan berlebihan dan berlarut-larut. Tapi mengeluh juga merupakan akar permasalah selanjutnya yang juga ada di diri saya. Menyalahkan orang/hal lain.

Dan setelah saya pikir lagi ada benarnya juga. Saya, dan/atau mungkin semua yang bisa baca tulisan saya sering melakukan hal ini. Ada masalah sedikit, selain mengeluh, juga dengan mudahnya menyalahkan orang/hal lain tanpa sedikit pun mengoreksi diri sendiri. Gengsi, merasa paling benar, sombong, keras kepala sudah menjadi penyakit akut di masyarakat kita.

Silahkan lihat media yang ada sekarang, isi berita sangat sedikit yang mencerdaskan atau memberikan solusi, tapi yang ada adalah memperkeruh suasana dengan saling menyalahkan. Dari tingkatan presiden sampai masyarakat bawah.

Kenapa harus mengeluh? kenapa harus menyalahkan orang lain? kenapa harus menyalahkan keadaan? kenapa harus menyalahkan nasib? kenapa harus menyalahkan Tuhan? Kalau kita sendiri bisa berubah dan melakukan sesuatu minimal untuk diri kita sendiri agar menjadi lebih baik.

“… surely Allah does not change the condition of a people until they change their own condition… ”
(Ar-Ra’d: 11)

Mari berubah. Mari jangan mengeluh sesulit apapun masalah kita. Mari jangan pernah menyalahkan orang/hal lain sebelum mengoreksi diri sendiri. Berusaha sebaik-baiknya dan mintalah pertolongan hanya kepada-Nya.


counting days

Menghitung hari.. detik demi detik..

Haha, agak lebay kayaknya, tapi emang lirik itu yang lagi pas sekarang hehe.. (oke serius, gak bercanda lagi)

Dalam beberapa hari ke depan saya akan di-wisuda (alhamdulillah akhirnya..), kerjaan juga udah dapet di AHM (alhamdulillah, semoga pilihan yang terbaik dan dijalankan dengan sebaik-baiknya), udah dapet rumah kontrakan yang gede dan murah di daerah Cikarang Barat (alhamdulillah, walaupun cuacanya panas, hiks..). Dan semua itu berarti mulai minggu depan saya akan pergi dari Bandung. Yap, pindah dari kota yang selama 4 tahun ini saya tinggali dan itu hanya menunggu beberapa ratus ribu detik lagi saja (lebay lagi).

Suatu saat saya pasti akan pergi dari Bandung. Entah kemana. Karena sebenernya walaupun cuaca di Bandung itu enak dan fasilitas serba ada tapi Bandung bukan pilihan utama saya untuk tinggal meniti karir dan membangun keluarga. Tapi saya gak nyangka kalo ternyata harus secepat ini pergi dari Bandung. Sekarang ini ngerasa berat kalo harus pindah…

*bingung mau lanjut nulis apa ngga, tapi… ya sudahlah..

it’s not about distance, but chance..


Lagu Pengiring TA

Dalam beberapa bulan ini, lagu-lagu ini yang keluar masuk playlist di laptop atau hp. Bukan berarti ga dengerin lagu lain, tapi lagi-lagu ini yang paling sering didenger. Kebanyakan lagu jadul, bukan karena orangnya jadul (mungkin juga sih), tapi emang lagu jaman dulu lebih asik :D. Check it out!

• 1,2,3,4 – Plain White T’s
• 100 Years – Five For Fighting
• 21 Guns – Greenday
• Againts All Odds – Phil Collins
• All About You – Mcfly
• Always – Bon Jovi
• As Long As You Love Me – Backstreet Boys
• Billy Jean – Michael Jackson
• Bizarre Triangle Love – Frente!
• Breaking The habit – Linkin Park
• Bring Me To Life – Evanesence
• Burung Gereja – Nugie
• Butterflies and Hurricane – Muse
• Can’t Take My Eyes Off You – Frank Sinatra
• Can’t Take My Eyes Off You – Muse
• Carnival – The Cardigans
• Clock – Coldplay
• Close To You – The Carpertens
• Coba Katakan – Maliq & D’Essential
• Crazy For You – OST Slam Dunk
• Dan – Sheila On 7
• Dia – Maliq & D’Essential
• Dinda Dimana – KLA Project
• Don’t Cry – Guns N Roses
• Endless Love – Lionel Richie & Diana Ross
• Everything – Michael Buble
• Fix You – Coldplay
• Fly Me To The Moon – Frank Sinatra
• For Once In My Life – Stevie Wonder
• Grow Old With You – Adam Sandler
• Happy! – Mocca
• Hari Bersamanya – Sheila On 7
• Haven’t Met You Yet – Micahel Buble
• Hingga Ujung Waktu – Sheila On 7
• Hysteria – Muse
• I Love You Just The Way You Are – Billy Joel
• I Think I’m In Love – Mocca
• I Will Survive – Cake
• I’ll Be There – Michael Jackson
• In My Place – Coldplay
• In The End – Linkin Park
• It’s Gonna Rain – OST Samurai X
• It’s Not Easy – Five For Fighting
• Just The Two Of Us – Al Green
• Kimi Ni Fureru Dakede – OST Samurai X
• Kisah Romantis – Glenn Ferdly
• Kiss Me – New Found Glory
• Kiss Me – Sixpence None The Richer
• Lil Thing – Maliq & D’Essential
• Man In The Miirror – Michael Jackson
• Marcell – Ketika Kau Menyapa
• Mencuri Hati – RAN
• Mentariku – Kahitna
• My Girl – The Temptation
• New Born – Muse
• Nothing Gonna Change My Love For You – Glenn Mederios
• November Rain – Guns N Roses
• Numb – Linkin Park
• Ohayou – OST Hunter X Hunter
• Over The Rainbow – Luiza Possi
• Overjoyed – Stevie Wonder
• Pandangan Pertama – RAN
• Patience – Guns N Roses
• Pelukis Malam – Nugie
• Perhaps, Perhaps, Perhaps – Cake
• Picture Of You – Boyzone
• Radio – Sheila On 7
• She Will Be Loved – Maroon 5
• Sleeping Child – Michael Learn To Rock
• Sobakasu – OST Samurai X
• Speed Of Sound – Coldplay
• Stockholm Syndrome – Muse
• Sugar Sugar – The Archies
• Supermassive Blackhole – Muse
• Sweet Child O Mine – Guns N Roses
• Tactics– OST Samurai X
• Teenage Dream – Boyce Avenue
• Tempat Terakhir – PADI
• The Scientist – Coldplay
• The Show – Lenka
• There She Goes – The Cranberries
• This Love – Maroon 5
• Thousand Miles – Vanilla Sky
• Time Is Running Out – Muse
• Tunjukkan Padaku – Sheila On 7
• Umbrella – Vanilla Sky
• Viva La Vida – Coldplay
• Wajahmu Mengalihkan Duniaku – Afghan
• What A Wonderful World – Michael Buble
• What If – Mocca
• When A Man Loves A Woman – Michael Bolton
• When I See You Smile – Bad English
• Wild World – Mr. Big
• Yellow – Coldplay
• You Are My Everything – Glenn Fredly
• You Are The Sunshine Of My Life – Stevie Wonder
• You’ll Be In My Heart – Phil Collins
• Zombie – The Cranberries


Transportasi Massal Pendukung Perekonomian Daerah

sebenernya pengen nulis lagi, biar ga sepi juga blog-nya, tapi apa daya ada hal lain yang harus ditulis juga (baca: TA) jadi buat postingan sekarang saya publish tulisan lama saya yang pernah muncul di Facebook saya. Nah, berhubung setelah liat statistik blog ternyata postingan tentang Jenis-jenis Kereta di Indonesia adalah yang paling banyak diliat, bahkan kalo masukin judul itu ke google ternyata masuk halaman awal :D. Maka, tulisan tentang kereta juga yang kali ini saya publish, tapi karena tulisan ini awalnya ditujukan buat temen-temen di jurusan jadi gaya bahasanya cenderung jauh dari formal haha..

Bismillah

Mencoba menulis lagi ide-ide yang ada di kepala setelah lama ga menuangkannya ke tulisan. Semoga bermanfaat.

Sebenernya ga sepenuhnya nyampein ide, tapi lebih cenderung ke bagi-bagi pengalaman dan minta masukan-masukan bagi yang baca. Jadi begini, hari ini akhirnya kesampaian juga gw pulang ke bogor (hehe..), dan seperti dalam 3 tahun ini kuliah di ITB, gw selalu mikir sebelum pulang ke bogor bakalan pake lewat jalur mana dan pake transportasi apa nanti. Sebenernya gampang aja kalo mau sekedar pulang, paling enak ya pake travel atau yang lumayan enak harga pas ya pake bis MGI, tapi berhubung gw ini agak “aneh” jadi ya gw mau perjalanan gw pulang itu berkesan dan unik. Dari naik motor malem-malem lewat jonggol, terus nyobain juga jalur antah berantah lewat jatiluhur, naik kereta turun jatinegara atau gambir juga udah pernah semua dilakuin. Dan satu jalur yang selama ini gw pengen banget buat dilaluin, jalur kereta bandung-cianjur-sukabumi-bogor. Tapi sayangnya, dari tahun 2001 sampai tulisan ini dibuat, jalur tersebut masih terputus di daerah antara cianjur dan sukabumi. Jadi ya bersabar aja dulu deh…

Eh, tapi ternyata saudara-saudara, tiba-tiba kemaren si boy ngajakin gw (lebih tepatnya gw minta diajak, hehe) buat naik kereta jalur bandung-cianjur. Hah? Ada toh? Ya udah tanpa pikir panjang, dengan mengorbankan ujian perbaikan mke 1, gw pun berangkat pagi ini bareng si rudi boy, anak kereta a.k.a adityo, dan fauzan makarim. Berangkatlah berempat jalan kaki dari stasiun bandung ke stasiun ciroyom tempat si kereta dengan julukan argo peuyeum itu mulai berangkat. Jam 8 tepat kita udah mulai masuk kereta yang hanya ada 2 gerbong! Kereta terpendek yang pernah gw naikin, walupun kata si boy kereta lokal solo-wonogiri malah cuma 1 gerbong.  Jadwalnya 08.10 berangkat, dan bener aja jam 08.10 berangkat, gw selalu suka transportasi yang berangkat sesuai waktu, termasuk manusia juga yang selalu ngerhargain waktu dan ga pernah ngaret, bukti kalo kita manusia yang punya integritas (walah jadi ngebahas yang lain, hehe).

Nah berangkat lah kita berempat di gerbong paling belakang a.k.a gerbong kedua, bersama dengan masyarakat yang sebagian besar menurut gw para pedagang di pasar ciroyom. Kondisi gerbong cukup penuh tapi masih tergolong nyaman dibanding KRL bogor-jakarta di jam berangkat dan pulang kerja atau kereta kahuripan dan pasundan pas lagi musim liburan. Awal perjalanan sampai padalarang biasa aja, gw juga udah sering naik parahyangan dan pasti lewat jalur itu. Tapi setelah padalarang dan seterusnya muncul hal-hal yang menarik dan pengen gw bahas.

Setelah melewati stasiun padalarang, jalur terpisah dua, jalur satu mengarah ke purwakarta, jalur yang lainnya ke arah cianjur dan kereta ini pun mengikuti jalur cianjur yang selama ini gw kira ga pernah dilewatin kereta. Akhirnya setengah impian gw kesampaian juga, hehe. Nah kejadian unik mulai terjadi, tiba-tiba kereta  berhenti di tengah kebun. Mungkin bagi yang sering naik kereta itu biasa, karena itu terjadi bisa saja karena kereta menunggu sinyal. Sinyal-sinyal tersebut intinya mengatur agar tidak terjadi kecelakaan, karena banyak kereta yang menggunakan jalur yang sama. Tetapi jalur ini kan cuma “milik” kereta ini seorang, buat apa dia berhenti nuggu sinyal??? Setelah berhenti sebentar kereta pun berangkat kembali. Persis lah seperti angkot yang lagi naikin atau nurunin penumpangnya di jalan. Sepanjang jalan dilalui banyak stasiun kecil yang ga pernah absen buat disinggahi sama kereta ini. Sampai-sampai bangunan lapuk entah apa itu (pokonya bukan stasiun, soalnya ga ada papan nama stasiunnya), pun juga disinggahi si kereta, di bangunan itu udah banyak warga yang nunggu buat naik kereta ini. Semakin aneh, hebat sekali ini kereta bisa berhenti kapan saja dan dimana saja, makin mirip sama angkot. Eh tapi ini jauh lebih baik dari angkot? Kenapa begitu? Karena kalo angkot, dari kampus ke cisitu aja ongkosnya 1500 plus ngetem dan macet di cisitu, kereta ini cuma ngurangin kekayaan kita sebesar 1500 juga untuk jarak ciroyom-cianjur tanpa ngetem atau macet. Mantep…

Nah jadi gini fren, kalo gw perhatiin ini kereta perannya penting banget buat perekonomian warga di sepanjang jalur bandung-cianjur. Usut punya usut, kereta ini tuh jadi alat transportasi juga bagi barang-barang hasil panen di daerah cianjur atau bandung barat buat dijualin di pasar ciroyom yang mungkin setiap hari kita nikmatin di bandung. Setiap harinya dua kali perjalanan ciroyom-cianjur menjadi peran vital buat penghidupan masyarakat di sana dan kebutuhan konsumsi orang bandung. Dengan biaya tiket 1500 dan estimasi ada 200 orang yang ikut di setiap perjalanan, maka kereta ini cuma dapet pemasukan kotor 1,2 juta sehari. Belum dikurangin biaya bahan bakar, gaji pegawai, perawatan kereta, dll kira-kira bakalan untung ga tuh? Kalo ga menguntungkan kok jalur itu masih tetep ada ya? Gw harap sih masih ada untungnya, biar kereta ini bisa tetep aja sebagai penopang hidup orang-orang yang setia menggunakan kereta ini setiap hari.

Fren, seharusnya masih bisa lho masyarakat tersebut termasuk kita bisa nikmatin sistem transportasi dan teknologi transportasi yang lebih layak dan semakin memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat. Dengan kereta butut yang goyangnya mantep banget gitu aja udah sekian banyak orang yang terhidupi dan diuntungkan apalagi kalo bagus, ya ngga? Apalagi kita udah sama-sama tau kalo kereta itu termasuk transportasi yang cuma sedikit menghabiskan bahan bakar dibandingkan dengan jumlah orang yang bisa dibawanya, jadi sebenernya ga heran juga kenapa harga tiketnya bisa murah gitu.

Sebagai anak mesin, ngerasa tertantang ga buat nyelesein masalah ini? gw sebenernya juga bingung sih apa yang harus diperbaiki atau mana yang harus dikembangin, tapi gw rasa ini bukan urusannya orang-orang perancanaan atau apalah itu, apalagi pegawai pemerintah yang mungkin ga ngerti apa-apa masalah teknologi transportasi. Justru ini juga termasuk ladang kita sebagai anak mesin. Kita lah yang seharusnya paling ngerti masalah teknologi transportasi dan munculin solusi-solusi brilian dari otak-otak yang yg ga usah diragukan lagi kemampuannya (semoga, hehe). Kan oke tuh kalo ternyata solusi kita kepake dan bisa bermanfaat buat orang banyak.